Sebuah komunitas yang berfokus pada gerakan literasi dan penulis-penulis muda Kalimantan Selatan.

PUISI-PUISI MUHAMMAD RIZKY FIRDAUS

 



KILANG MINYAK 

kobaran api di obor kilang minyak badan usaha milik negara memerahkan langit kota bak neraka
asap yang bagai dedupaan
dan jelaga yang terbang bersama debu jalan
menambah jahanamnya malam

di sudut gang tempat pria pulau seberang bernyanyi dan menenggak minuman 
lewat tikus di antaranya
menyisakan sedikit surga yang penuh tawa
sebelum derita pagi membawanya pada kesibukan industri
atas nama harga diri kaum lelaki, atas nama nafkah anak dan istri, atas nama mandiri, atas nama menteri yang memajaki gaji

sedang jasa pelacuran
yang menyisihkan keramaian di ranjang perhotelan
di taman remang
mengibadahinya bagai rindu kaum sufi pada kekasihnya
meninggalkan keramaian, menelanjangi diri, tenggelam dalam lautan cinta yang dijelmakan satu dua tetes mani
atas nama bertahan hidup, atas nama nikmat, atas nama beras dan susu formula untuk anak

terang obor kilang minyak 
menjadikan semuanya terlihat
meski dilakukan rakyat kecil sembunyi-sembunyi
kecuali pada perilaku pembesar yang korupsi, pada orang-orang yang dibunuhi polisi, atau pada lobi-lobi di balik meja atas nama reformasi
obor kilang minyak saja, tidak akan cukup menerangi

kalimantan timur, september 2025


HUJAN BULAN JUNI, HUJAN BULAN APAPUN, HIDUP YA BEGINI-BEGINI

kata penyair, hujan di bulan juni basahnya ialah ketabahan
namun, di kampung-kampung kita
yang menyajikan keerotisan warung remang pinggir jalan...

di bawah pohon ketapang, rapi jejeran parkir kendaraan
milik pedagang ikan nun jauh di kampung perairan, milik supir-supir pulau seberang, milik pelangsir minyak yang suntuk mengantre, milik empunya warung yang mulutnya tak henti melontarkan rayuan
milik mereka yang keluar dari rumah untuk lari dari serbuan lara kemiskinan
di bulan juni deras hujan turun yang konon katanya berisi ketabahan

bukankah keseimbangan yang indah datang terundang ketika lelah dipaksa tabah dipadukan dengan sedikit keliaran?
apakah hujan di bulan juni benar-benar tabah? atau ia juga terpaksa tabah karena sudah menyerah?
tentulah tidak bisa dibaca oleh penyair-penyair
sebab di kampung-kampung kita, di sendi kehidupan kita, kawan
tidaklah menyenangi kata aman–ucapmu semuanya petualangan!

diberkatilah hujan bulan juni, kegetiran, jalanan, dan hidup yang jalang!

banjarbaru, juni 2025


BERANGKA DUKA BERAKSARA MURKA

kanjuruhan...
1 10 2022
135 135 135
1312 1312 1312!
C10H5ClN2!
gate 13!

ahmad hadian lukita
abdul haris
suko sutrisno
wahyu setyo pranoto
hasdarman
bambang sidik achmadi

MASIH TRAGEDI 
TUNTASKAN DAN PUISI MASIH LIAR 
TIDAK BERHENTI DI SINI 

september 2024


Tentang penulis: Muhammad Rizky Firdaus a.k.a Kingking, seorang pemuda yang kebetulan suka menulis karena tidak jago menggambar. Lahir di Jakarta, tumbuh di Tapin, kini berkegiatan di Banjarbaru.


Arkalitera menerima kiriman naskah berupa esai, cerpen, dan puisi dari para penulis dan pembaca yang budiman. Tulisan yang lolos kurasi akan kami terbitkan di website kami. Silakan kirim naskah ke: penerbitarkalitera@gmail.com


0 Komentar